Minggu, 06 November 2016

Cara Mengatasi Turn Over yang Tinggi


Turn-over di suatu perusahaan sebenarnya sehat, apalagi jika karyawan yang mengundurkan diri itu adalah karyawan yang memang tidak produktif atau tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan. Namun jika turn-over karyawan disuatu perusahaan cukup tinggi dan menggilas karyawan-karyawan potensial sepertinya ada suatu masalah yang harus dicari penyebabnya. Banyak orang mengira bahwa turn-over itu hanya berhubungan dengan salary, namun apa benar? Menurut pengalaman saya bekerja di beberapa perusahaan, ada beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab turn-over yang tinggi di suatu perusahaan, diantaranya: Pekerjaan yang tidak sesuai minat atau keinginan. Banyak karyawan yang bekerja hanya untuk mencari uang namun sebenarnya dia sendiri tidak menyukai pekerjaannya. Ketika dia memiliki tawaran terhadap minat dan bidangnya dengan senang hati dia akan langsung berpindah dan melompat. Hal ini sebenarnya dapat dihindari dengan proses screening awal pada saat interview atau penerimaan kerja. Calon karyawan yang biasanya “mau kerja apa saja” punya potensi untuk ini. Apalagi jika ditanya “Apa pekerjaan impian kamu?” dan dia menjawab tidak tahu.. be aware.. Kesempatan karir.

Bagi karyawan apalagi yang serius bekerja, jenjang karir merupakan suatu impian dan suatu keharusan. Hanya karyawan “pencari gaji” saja lah yang tidak memikirkan jenjang karir di kehidupannya. Nah, apakah perusahaan mengakomodasi keinginan karyawan ini? Seringnya, perusahaan lebih suka mengambil orang baru dari pada menaikan jabatan dari karyawan yang sudah ada. yaa tentulah akan ada demotivasi dari karyawan tersebut. “kok malah cari manager baru ya? kenapa bukan saya yang dipromosikan jadi manager?” pertanyaan itu yang sering muncul. atau bisa jadi tahapan promosi karir yang terlalu berbelit belit? subyektif? Hubungan Kerja. Hubungan karyawan dengan atasan berdampak langsung dengan keinginan bertahan bekerja di suatu perusahaan. atasan yang supportive terhadap karir dan pengembangan diri bagi setiap bawahannya mungkin menjadi poin yang bagus untuk loyalitas karyawan. Namun tidak cukup hubungan atasan dan bawahan, hubungan antara sesama rekan kerjapun akan menjadi alasan bagi karyawan untuk tidak betah. Oleh karena itulah, perusahaan wajib menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang saling mendukung, bukan yang saling menjatuhkan. Kantor yang penuh dengan ketegangan, konflik, saling tuduh, saling sikut, tentunya akan membuka peluang turn-over karyawan potensial yang tinggi. Kepuasan dan penghargaan. Sekali lagi bahwa kepuasan karyawan itu tidak hanya diukur dari besarnya gaji. Memang semakin besar gaji tentunya loyalitas karyawan pun akan turut naik. Namun ada satu hal lain yang tak kalah penting yaitu kepuasan kerja dan penghargaan dari perusahaan. Bagaimana atasan atau perusahaan mengapresiasi keberhasilan karyawannya salah satu kepuasan non finansial dari karyawan. nahh.. hal tersebut diatas memang mungkin tidak semua menjawab penyebab turn-over tinggi di suatu perusahaan. untuk mengatasi mungkin ada baiknya jika pihak terkait di perusahaan (dalam hal ini human resources Dept) mulai turun ke lapangan, berdiskusi dengan karyawan untuk mencari solusi. Alangkah baiknya jika perusahaan bisa mendengar secara langsung keluhan dan aspirasi untuk perbaikan kedepan. tentunya kepuasan karyawan ini pada akhirnya akan berujung pada loyalitas dan produkivitas. akan sungguh sayang sekali jika perusahaan tidak dapat menahan dan membiarkan karyawan-karyawan potensial. Memang tidak mungkin juga membuat semua karyawan happy.. namun jika dapat meminimalisasi turn-over toh tidak ada salahnya dicoba..

Berikut kita akan mengulas tujuh hal yang sering menjadi penyebab karyawan mengundurkan diri :

1.Tidak ada tantangan (bosan). Karyawan yang sudah lama bekerja cenderung mencari sesatu yang baru, dan jika tidak mereka temukan mereka akan cepat merasa bosan dan tidak akan mau bertahan.

2.Masalah gaji. Besaran gaji jadi alasan mundur bagi karyawan yang memang berorientasi materi. Karena, bagi karyawan yang demikian, gaji sering tidak mencukupi dan tawaran gaji yang datang sering menggiurkan, sehingga banyak karyawan keluar karena gaji di tempat lain lebih menarik.

3.Fasilitas. Siapa sih yang tidak tertarik dengan fasilitas? Apalagi fasilitas banyak membantu si karyawan dalam bentuk apapun, apakah tunjangan kesehatan, mobil, rumah dan lain-lain. Fasilitas mampu menjadi daya tarik karyawan yang utama.

4.Kenyamanan. Bagi banyak karyawan, kenyamanan adalah hal yang paling utama, terutama bagi karyawan yang tidak menganggap gaji jadi prioritas. Jadi, jika si karyawan tidak lagi merasa nyaman, otomatis mereka akan mencari kenyamanan di tempat yang baru. Kadang karyawan lama sering membuat karyawan baru tidak nyaman dengan berbagai alasan, seperti kemampuan karyawan baru lebih baik dari yang lama, sehingga mereka takut tersaingi.

5.Karakter pimpinan. Tak dapat dipungkiri, pimpinan yang perduli, mau membantu akan membuat betah si karyawan, namun sebaliknya jika si pemimpin tidak perduli, akan membuat karyawan hengkang dari perusahaan.

6.Budaya organisasi. Budaya organisasi yang terlalu ketat ataupu terlalu lemah sering membuat karyawan tidak betah. Apalagi yang tak memiliki keteraturan sama sekali akan membuat karyawan bingung.

7.Penghargaan. Para karyawan yang memiliki kemampuan, biasanya tidak melihat materi jadi ukuran, tetapi bagaimana orang lain menilai kemampuannya. Mereka hanya butuh pengakuan dalam bentuk penghargaan, pujian ataupun bentuk lainnya. Nah, jika perusahaan tidak mampu memberikan hal tersebut, mereka akan mencari pengakuan itu di tempat lain.

Alasan lainnya, yang ujungnya adalah kantor yang lama tak mampu mengakomodir keinginannya, sehingga mereka serta merta hengkang ke perusahaan lain. Lalu bagaimana strateginya? Jagalah karyawan dengan baik dengan melihat dan memperhatikan kondisi-kondisi di atas. Penuhi kebutuhannya, berilah penghargaan, libatkan dalam kegiatan penting perusahaan dan fasilitas lainnya yg sesuai dengan kondisi perusahaan. Selain itu, berilah gaji yang layak pada karyawan, terima dan akui segala kelebihannya dan fahami kekurangannya. Jika itu dilakukan, mudah-mudahan karyawan kita tidak akan hengkang ke perusahaan lain dan perusahaan dapat menjaga turn over dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar