Jumat, 16 Agustus 2013

Kisah Telor & Tempe Gosong ----



Suatu malam, ibu yang bangun sejak pagi bekerja keras sepanjang hari, membereskan rumah tanpa pembantu, jam tujuh malam ibu selesai menghidangkan makan malam untuk ayah. sangat sederhana, berupa telor mata sapi, tempe goreng, sambal teri dan nasi.

Sayangnya karena mengurusi adik yang merengek, tempe dan telor gorengnya sedikit gosong.

Saya melihat ibu sedikit panik, tapi tidak bisa berbuat banyak, minyak gorengnya sudah habis.

Kami menunggu dengan tegang, apa reaksi ayah yang pulang kerja pasti sudah capek, melihat makan malamnya hanya tempe dan telor gosong.

Luar Biasa!!!! ayah dengan tenang menikmati dan memakan semua yang disiapkan ibu dengan tersenyum, dan bahkan berkata, "Bu terima kasih ya..!" Lalu ayah terus menanyakan kegiatan saya & adik di sekolah.

Selesai makan, di meja makan saya mendengar ibu meminta maaf karena telor & tempe yang gosong itu. Dan satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah apa yang ayah katakan. "Sayang aku suka telor & tempe yang gosong"

sebelum tidur, saya pergi untuk memberikan ciuman selamat tidur kepada ayah, saya bertanya "apakah ayah benar2 menyukai telor & tempe gosong?"

Ayah memeluk saya erat dengan kedua lengannya dan berkata "anakku ibu sudah bekerja keras sepanjang hari & dia benar-benar sudah capek. Jadi sepotong telor & tempe yang gosong tidak akan menyakiti siapapun"

Ini pelajaran yang saya praktekkan di tahun2 berikutnya: "Belajar menerima kesalahan orang lain, adalah satu kunci yang sangat penting untuk menciptakan sebuah hubungan yang sehat, bertumbuh & abadi.

Ingatlah emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah yang ada, jadi selalulah berfikir dewasa. mengapa sesuatu hal itu bisa terjadi, pasti punya alasan sendiri.

Janganlah kita menjadi orang egois, hanya mau dimengerti, tapi tidak mau mengerti.

Tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan